Dec 30, 2012

All is full of Love

You'll be given love
You'll be taken care of
You'll be given love
You have to trust it

Maybe not from the sources
You have poured yours
Maybe not from the directions
You are staring at

Twist your head around
It's all around you
All around you

All is full of love
You just ain't receiving
All is full of love
Your phone is off the hook
All is full of love
Your doors are all shut
All is full of love!
be the little angel

All is full of love, all is full of love
All is full of love, all is full of love ...



what a great lyrics from a great singer isn't it?? this is a song from Bjork, all is full of love.

This morning, a beautifull morning, suddenly those lyrics came across my mind.  It's up to each individual to translate the song.  For me, personally, love in that lyrics mean His love, Lord love. He has given so much love, it's just that we are too blind and unaware. 

"If we are one step closer to Him, then God is a thousand steps closer to us. If we approach Him with walking, then God will approach us with running." 

This show us that God is merciful to all His creatures and He gave us a pure love, a deep pure love :')

For those of you who feel so gloomy, greyish, cloudy.. Hey!! looked around you, all is full of Love..


http://hello-chiizu.blogspot.com

Dec 20, 2012

Hijab Story

Assalamualaikum yang cantik ama yang ganteng, udeh pada mandi blom??hahahaha :D

Setiap wanita yang berhijrah dari yang tidak berhijab kemudian berhijab pasti punya cerita ajaibnya masing-masing. Ada yang berhijab karena nazar, ada juga karena permintaan suami (suami sholeh ini), karena tuntutan pekerjaan, waahh macem macem deh.. today i wanna tell you bout my hijab story...

http://hello-chiizu.blogspot.com

Dec 18, 2012

Khitbah

Assalamualaikum.. selamat morning ^^
hari gue mau ngepost salah satu topik buat para muda-mudi yaitu khitbah. buat yang baca postingan gue sebelumnya mungkin aga bingung khitbah itu apaan si?? nah gue ngambil artikel dari salah satu blog niii.. semoga bisa membantu yaaa...


SyariahPublications.Com — Manusia diciptakan oleh Allah Swt sebagai makhluk yang paling mulia, ia bukanlah sesosok makhluk yang sekedar memiliki jasad/organisme hidup, sehingga kehidupan yang dijalaninya pun bukan sekedar untuk tujuan memperoleh makan, tumbuh, berkembang-biak, lalu mati. Manusia diciptakan ke alam dunia ini disertai pula dengan berbagai potensi kehidupan yang diberikan oleh-Nya. Berbagai potensi kehidupan tersebut harus merupakan sesuatu yang disadari/difikirkan oleh manusia. Diantara potensi kehidupan tersebut adalah berupa naluri-naluri (gharaizh) yang diantaranya pula adalah naluri untuk melestarikan keturunan ataupun tertarik kepada lawan jenis (gharizatu nawu). Naluri ini merupakan dorongan yang muncul pada diri manusia ketika adanya stimulan dari luar. Sebagai contoh, suatu saat seorang ikhwan pernah merasakan perasaan yang ‘berbunga-bunga tidak karuan’ ketika di suatu tempat bertemu dengan seorang akhwat yang menurut penilaiannya, orang tersebut adalah sosok yang ‘special’ sehingga setiap kali berjumpa, memikirkan atau bahkan hanya sekedar mendengar namanya saja, tiba-tiba jantung ini bisa berdebar cepat dan kedua bibirpun akan menggeser menyimpul mesra. Kondisi ini tentunya juga dapat terjadi sebaliknya antara seorang akhwat terhadap seorang ikhwan.
Islam memandang ini sebagai hal yang fitrah (manusiawi) dan bukan hal yang tabu ataupun terlarang. Oleh karenanya dalam rangka menempatkan manusia agar tetap pada derajatnya sebagai makhluk yang mulia, maka Allah Swt menurunkan seperangkat aturan kehidupan yang harus diambil dan dijalankan oleh umat manusia yaitu Syari’at islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw, termasuk di dalamnya tercakup aturan untuk menyelesaikan masalah yang satu ini. Diantaranya adalah pengaturan mengenai khitbah (meminang) sebagai aktivitas syar’i yang harus dipilih oleh seorang muslim ketika dirinya terdiagnosa telah mengidap gejala-gejala terserang ‘virus merah jambu’ apalagi jika sudah sampai pada stadium yang akut (memangnya penyakit kanker.. ?).

I. Pengertian Khithbah
Dalam merencanakan kehidupan berumah tangga, diantara langkah yang harus ditempuh oleh seorang ikhwan adalah menetapkan seorang akhwat yang diinginkan untuk menjadi calon istrinya. Secara syar’i ikhwan tersebut menjalaninya dengan melakukan khithbah (peminangan) kepada akhwat yang dikehendakinya. Adapun salah satu tujuan disyari’atkannya khithbah adalah agar masing-masing pihak dapat mengetahui calon pendamping hidupnya (Syamsudin Ramdhan, 2004:49).
Sedangkan menurut Dr. Wahbah Az-Zuhaily (dalam MR. Kurnia, 2005:19) menjelaskan yang dimaksud Khithbah adalah menampakan keinginan menikah terhadap seorang perempuan tertentu dengan memberitahu perempuan yang dimaksud atau keluarganya (walinya). Selain itu Sayid Sabiq (ibid) juga menyatakan bahwa yang dikatakan seseorang sedang mengkhitbah seorang perempuan berarti ia memintanya untuk berkeluarga yaitu untuk dinikahi dengan cara-cara (wasilah) yang ma’ruf.
Islam telah menganjurkan dan bahkan memerintahkan kaum muslimin untuk melangsungkan pernikahan (An-Nabhaniy, 2001:146). Berkaitan dengan anjuran untuk menikah,Allah Swt, berfirman :
(Nikahilah oleh kalian perempuan-perempuan yang kalian sukai (QS.An-Nisa [4]:3)

Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah Saw telah mengingatkan:
‘Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah sanggup memikul beban. Hendaklah ia segera menikah, karena hal itu dapat menundukan pandangan dan menjaga kehormatan. Sebaliknya siapa saja yang belum mampu, hendaklah ia shaum karena hal itu dapat menjadi perisai’.
Diantara peristiwa khithbah yang terjadi pada masa Rasulullah Saw, adalah yang dilakukan oleh sahabat beliau, Abdurrahman Bin ‘Auf yang mengkhithbah Ummu Hakim Binti Qarizh. Hadits riwayat Bukhari menjelaskannya sebagai berikut:

‘Abdurrahman Bin ‘Auf berkata kepada Ummu Hakim Binti Qarizh:”Maukah kamu menyerahkan urusanmu kepadaku?” Ia menjawab ”Baiklah!”, maka Ia (Abdurrahman Bin ‘Auf) berkata: “Kalau begitu, baiklah kamu saya nikahi.” 
(HR.Bukhari)
Abdurrahman Bin ‘Auf dan Ummu Hakim keduanya merupakan sahabat Rasulullah Saw. Ketika itu Ummu Hakim statusnya menjanda karena suaminya telah gugur dalam medan jihad fii sabilillah, kemudian Abdurrahman Bin Auf (yang masih sepupunya) datang kepadanya secara langsung untuk mengkhitbah sekaligusmenikahinya.
Menurut Muhammad Thalib (2002:25) kejadian ini menunjukan seorang laki-laki boleh meminang secara langsung calon istrinya tanpa didampingi oleh orang tua atau walinya dan Rasulullah Saw tidak menegur atau menyalahkan Abdurrahman Bin ‘Auf atas kejadian ini.
Selain itu, seorang wanita juga diperbolehkan untuk meminta seorang laki-laki agar menjadi suaminya. Akan tetapi ia tidak boleh berkhalwat atau melakukan hal-hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’at (Syamsudin Ramdhan, 2004:56). Kebolehan hal ini didasarkan pada sebuah riwayat berikut:
‘Pernah ada seorang wanita yang datang kepada Rasulullah Saw, seraya berkata ‘Wahai Rasulullah aku datang untuk menyerahkan diriku kepada Engkau’. Rasulullah Saw lalu melihatnya dengan menaikan dan menetapkan pandangannya. Ketika melihat bahwa Rasulullah tidak memberikan keputusannya, maka wanita itupun tertunduk” (HR.Bukhari)
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat difahami bahwa khithbah merupakan jalan untuk mengungkapkan maksud seorang ikhwan/akhwat kepada lawan jenisnya terkait dengan tujuan membangun sebuah kehidupan berumah tangga, baik dilakukan secara langsung (kepada calon) ataupun melalui perwakilan pihak lain.

Dec 15, 2012

Quotes of The Day

http://hello-chiizu.blogspot.com


---

Alhamdulillah sedang menjalani proses khitbah minta do'anya yaaaa,mudah mudahan lancar dan diridhoi, aamiiiiinnnnnn...

Dec 14, 2012

Assalamualaikum ^^

Wahaaaaa long time no see, finally nulis lagi setelah sekian lama ngga nyentuh ni lappy :D by the way a lot lot lot lot lot of things happen to me. Alhamdulillah.. Allah memberikan hidayahnya bagi siapapun  tapi hari ini gue ga bakal nyerita itu, next time kali yaaaa ;p

Anyway this morning sekitar jam 9, babeh ngajak ngelayat ke rumah bayu (fyi bayu temen SMA, rumahnya deket dari rumah gue)

Babeh : “ka mau ikut ga ngelayat mbahnya bayu??”
Me     : “Inalillahi, ikut yah tapi kaka mau ngeringin rambut dulu”

Terus gue pergi ke kamar dan ngeringin rambut. Ga tau kenapa tiba-tiba kepikiran acara chatting dengan YM, itu loh acaranya ustad yusuf mansur. Nah di acara itu ngebahas tentang ODOA alias one day one ayat dan menghadirkan seorang (maaf) tuna netra penghapal Al Qur’an. Suddenly like an electric shock, gue mikir

“Lah itu yang (maaf) tuna netra aja bisa ngapalin Qur’an, nah gue yang matanya masih lengkap ngapain aja??”

Hallooo kemane aje boss baru nyadar :D

Then i feel so empty, useless, nanti klo ditanya “Pratista waktu muda matanya dipake buat apa aja??” Nah loh!!! Duaaarrrr!!!! Meletus deh gue kaya balon ijo :|

Walhasil membuat gue berpikir lagi lagi dan lagi, apakah titipannya udh dipake dengan baik??udah digunain buat apa aja?? Then i talk to myself...

“eh tista kamu harus gunain pemberianya dengan baik karena suatu saat akan diminta pertanggung jawabannya. Jangan sampe nilai rapot didunia merah, malu ahh fasilitas udah dikasih gratis tis tis tapi hasilnya............. “

Subhanallah, bener-bener deh Allah emang juara, pas lagi ngeringin rambut aja bisa dikasih teguran. Yukk sodara sodara sebangsa setanah air, kita saling ngingetin biar sama-sama jd orang baek, sama-sama dapet pahala, InsyaAllah sama-sama masuk surga, Amiiinnnnn...