Jan 10, 2013

Let's take a look at the mirror

Assalamualaikum, abang mpok, sehat??

Pasti pada punya kaca alias cermin kan, iya kan, bener kan, bener dong :D Pernah ngaca kan??uuu.. pasti sering ;p bercermin bukan hanya sekedar melihat baju udah rapi atau belum, muka yang udah rapi atau masih kusut (makanya tu muka disetrika dulu ;p) tapi juga sebagai refleksi diri. Jadi, sekitar seminggu ini gue dapet banyak banget jleb moment, yaaa Alhamdulillah, berarti masih diingatkan :D dan fungsi kaca dikamar udah ngga kaya dulu lagi ..



Jleb moment 1

"Itulah umat yang telah lalu. Baginya apa yang telah mereka usahakan dan bagimu apa yang telah kamu usahakan. Dan kamu tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang apa yang dahulu mereka kerjakan" (QS Al-Baqarah : 134)

Wuiiihhhhh jlab jleb jlab jleb!!! Udah seberapa jauh usaha gue buat ngejar target hidup yaaa?? (langsung liat notes sama jadwal) Wahhh musti berbenah dan cemungudh lagi!!!!!

Jleb moment 2

Beberapa hari ini lagi baca buku judulnya Asmaul Husna Effects yang dikarang oleh Sulaiman Abdurrahim dan Abu Fawwaz. Bukunya bagus banget, isinya mengenai arti, makna dan tauladan yang dapat diambil dari nama-nama indah milik Allah tersebut. Nah pas sampe ke makna Al Quddus (Yang Maha Suci), ada bagian yang jleb banget...

Teladan apa yang bisa kita ambil dari asma Allah Al Quddus dan dari manusia agung, Rasulullah saw., yang hatinya dipenuhi oleh kesucian?

Pertama, kita bisa menikmati apa pun ketetapan Allah SWT., tanpa prasangka buruk. Allah telah berjanji, "Aku sesuai prasangka hamba-Ku". Berburuk sangka kepada-Nya akan mendatangkan malapetaka. Kita harus tetap husnuzhan, pasti ada kebaikan dalam setiap kejadian. Maka, nikmatilah setiap kejadian sebagai sarana evaluasi diri. Yang terpenting, kejadian apa pun yang menimpa harus mengubah kita menjadi lebih baik.

Kedua, siap dengan ketidak sempurnaan diri. Apa yang kita banggakan dari manusia? Kita serbakalah oleh binatang. Masuk ke air, ikan lebih lincah. Meski bisa menjadi pelari tercepat, kita masih kalah cepat oleh kuda. Manusia pun masih kalah kuat oleh badak, kalah besar oleh gajah. Hanya kekuatan imanlah yang membuat derajat manusia lebih tinggi dari makhluk lainnya. Oleh karena itu, layak bagi kita untuk menutup pintu kesombongan dan bukalah lebar-lebar pintu ketawaduan. Tiadalah orang yang rendah hati kecuali Allah tinggikan derajatnya; dan tiadalah orang yang meninggikan dirinya kecuali Allah akan merendahkan derajatnya.

Ketiga, siap dengan kekurangan orang lain. Kita harus siap menghadapi kenyataan bahwa orang-orang terdekat kita tidak sempurna. Secara fisik, boleh jadi ia mendekati kesempurnaan. Akan tetapi, akhlak manusia tidak ada yang sempurna. Ada yang pemarah, pelit dan egois. Kita harus terlatih menghadapi mereka, entah itu pasangan hidup, orang tua, anak, atau bahkan pembantu kita. Kesiapan mental dalam menerima kekurangan dan keterbatasan orang lain, Insya Allah akan membuat kita lebih mampu bersikap bijaksana. Orang yang stres dalam hidup adalah orang yang selalu ingin sempurna dalam segala hal. Kita boleh saja menginginkan yang terbaik, tetapi kesempurnaan tidak akan pernah ada. Kesempurnaan hanyalah milik Allah. Memang kita harus melakukan perencanaan yang matang dan optimal serta pelaksanaan yang hati-hati. Akan tetapi, kita pun harus siap bahwa hasil yang dicapai tidak akan pernah sempurna.

Sikapilah kekurangan orang lain sebagai ladang amal. Kita harus siap menerima kenyataan bahwa tidak semua orang akan menyukai kita. Lebih baik terus konsisten memperbaiki diri dan berbuat baik. Allah yang akan mengatur hati setiap orang. Betapa tidak, semua hati manusia ada dalam genggaman Allah. Inilah yang membuat kita harus selalu berbaik sangka kepada Al Quddus dalam kondisi apapun.

Jleb moment 3

B.J Habibie dan Hasri Ainun Habibie

Widyawati dan Sopha Sophian

Ferrasta "Pepeng" Soebardi  dan Utami Mariam Siti Aisyah

Adem banget yah liat mereka. Selalu harmonis, bahagia, berdua dalam suka dan duka. Siapa sih yang ngga mau kaya the dream couple??Semua pasti pengen, termasuk gue, hehehehe..

Yang jadi soal adalah:

  • Apakah saya sudah secerdas dan sepintar ibu Ainun sehingga nantinya akan mampu mendampingi si jenius Pak Habibi??
  • Apakah saya sudah seanggun, menyejukkan, bertutur kata baik seperti tante Widyawati sehingga nantinya akan dijaga, dilindungi dan disayangi oleh pria gagah seperti om Sophan Sophian??
  • Apakah saya sudah setegar, setabah, dan setia seperti mbak Utami sehingga nantinya mampu mendampingi seorang Pepeng yang selalu berjuang dan menjadi inspirasi berjuta-juta orang??
Karena sudah tertulis di Al-Quran bahwa laki-laki yang baik untuk wanita yang baik. Insya Allah.. Wallahualam..

-----
Alhamdulillah, teori udah didapet ni, sekarang tinggal prakteknya dan harus siap kalo tiba-tiba ada ujian praktek. Percayalah percayalah.... ujian praktek jaaauuuuuuuuuhhhhhhhhh lebih rumit ketimbang teori, jadi butuh persiapan extra :D semoga ngga dapet rapot merah di nilai ujian praktek, amiiinn...

No comments:

Post a Comment